Pages

Showing posts with label Walimah. Show all posts
Showing posts with label Walimah. Show all posts

Dec 28, 2010

Tips Suami-Istri Harmonis: Ungkapkanlah Penghargaan Setiap Saat


Apakah berat mengucapkan satu kata "terimakasih", untuk suami yang telah dengan sepenuh hati memberikan pertolongan kepada kita? Apakah susah mengucapkan kata "tolong", setiap kali kita menitipkan tugas atau amanah kepada beliau? dan apakah sulit mengucapkan "maaf", saat kita melakukan kesalahan yang mungkin tidak berkenan di hati suami?

Tidak ada salahnya kita membesarkan nilai suami yang telah banyak mengikhlaskan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk kita, dengan mengucapkan "terimakasih", dan menyerahkan hitungan pahalanya kepada yang maha terakurat dalam perhitungan.

Tidak ada salahnya kita mendamaikan hati suami yang tetap bersabar di tengah kekhilafan yang kita lakukan, dan menebusnya dengan kata "maaf".

Tidak ada salahnya kita menghaturkan kata "tolong" dengan kerendahan hati untuk meminta suami melakukan sesuatu dan akhirnya beliau pun menjadi perantara kita atas keberuntungan.

Kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kata-kata kecil yang sederhana dengan efek luar biasa untuk dimengerti setiap pribadi yang mengerti. Dan bukankah sebenarnya secara tidak langsung, arti dari kata- kata tersebut adalah telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang istri kepada suaminya.

....masalah yang terjadi karena kurangnya penghargaan, hanya bisa diatasi dengan sebuah penghargaan....

Waktu akan selalu menyaring setiap pribadi yang dengan bisa dengan bijaksana memanfaatkannya. Jangan sampai bentakan kehidupan datang, karena kebandelan kita atas minimnya usaha untuk sebuah penghargaan kepada suami. Dan tentu saja, ibarat panen, tidak akan ada ungkapan lain untuk semua itu selain penyesalan. Penyesalan adalah kata yang sangat tepat untuk dikatakan di saat sesuatu yang sangat menghargai kita telah pergi, hanya karena kurangnya penghargaan dari diri kita sendiri.

Dan, masalah yang terjadi karena kurangnya penghargaan, hanya bisa diatasi dengan sebuah penghargaan. Nilai penghargaan seorang suami atas istri adalah sebesar penghargaan kita terhadap setiap usaha yang telah dilakukannya. [syahidah]

Sumber: http://www.voa-islam.com/muslimah/artikel/2010/12/21/12401/tips-suamiistri-harmonis-ungkapkanlah-penghargaan-setiap-saat/

Nov 20, 2010

Keluarga Sakinah: 17 Jurus Membahagiakan Suami


Salah satu kunci keluarga sakinah adalah adanya cinta dan kasih sayang suami dan istri yang dibangun di atas spirit saling membahagiakan.

Di bawah ini adalah 17 tips bagi istri agar bisa membahagiakan suami. Tips ini merupakan ringkasan dari buku How to Make Your Husband Happy, karya Syaikh Muhammad Abdul Halim Hamid.

1. Sambutan yang manis

* Sekembalinya suami dari bekerja, dinas luar kota, bepergian, atau kemana pun dia pergi, sambutlah dia dengan baik.
* Temui dia dengan wajah riang gembira.
* Bersolek dan pakailah wewangian.
* Kabarilah dia dengan kabar-kabar baik yang menggembirakan. Tahan diri Anda untuk menyampaikan berita-berita buruk, setidaknya sampai dia telah beristirahat dengan cukup.
* Berusaha keraslah untuk menyajikan makanan-makanan bermutu, dan sajikanlah selalu tepat waktu.

2. Percantiklah dirimu dan rendahkan suaramu

* Usahakan agar Anda selalu tampil cantik dan merendahkan suara di hadapannya. Lakukanlah hal itu hanya untuk suami Anda, dan jangan menampakkan kecantikan Anda di hadapan laki-laki yang bukan mahram (laki-laki yang layak untuk engkau nikahi jika engkau belum menikah).

3. Senantiasa tampil mewangi dan selalu cantik

* Rawatlah dengan baik tubuh dan kebugaran jasmani Anda.
* Kenakanlah pakaian-pakaian yang menarik dan pakailah parfum yang aromanya disukai suami Anda.
* Mandilah secara teratur. Apabila telah bersih dari haid, bersihkanlah setiap berkas darah atau bau tak sedap.
* Gunakanlah jenis parfum, warna-warna, dan pakaian yang disenangi suami Anda.
* Ubahlah gaya rambut, parfum, dan lainnya dari waktu ke waktu untuk menghindari kejenuhan.
* Bagaimanapun, semua hal di atas harus dilakukan dengan tidak berlebih-lebihan, dan tentu saja, jangan melakukannya di hadapan laki-laki dan wanita yang bukan mahram.

...semua hal di atas harus dilakukan dengan tidak berlebih-lebihan, dan tentu saja, jangan melakukannya di hadapan laki-laki dan wanita yang bukan mahram...

4. Ketika melakukan hubungan intim.

* Bergegaslah untuk melakoni hubungan intim ketika suami Anda merasa sangat berhasrat untuk melakukannya.
* Jagalah kebersihan tubuh dan senantiasa tampil harum semaksimal mungkin. Pun demikian, jangan lupa untuk membersihkan setiap cairan yang keluar selama berhubungan intim.
* Lontarkan ungkapan-ungkapan cinta yang mesra kepada suami Anda.
* Biarkan suami Anda untuk memuaskan gairahnya.
* Pilihkan waktu yang sesuai dan kesempatan yang baik untuk memuaskan suami. Beri dia stimulus untuk berhubungan intim sepulangnya dia dari perjalanan jauh yang memakan waktu lama.

5. Merasa puas dengan apa yang telah Allah berikan melalui suami.

* Anda jangan pernah merasa depresi hanya karena suami Anda miskin atau memiliki pekerjaan dan karir yang biasa-biasa saja. Selama Anda dan suami dekat Allah –Sang Pemberi rezeki—, maka Dia pun akan menggelontorkan rezeki dan karunianya.
* Anda mesti melihat orang-orang sekeliling yang miskin, sakit, cacat, dan lainnya. Lantas bandingkan dengan semua yang telah Allah karuniai kepada Anda dan keluarga.
* Ingatlah selalu bahwa kekayaan sejati terletak pada tingginya keimanan dan keshalihan. Dua hal itu merupakan investasi terbaik untuk menjalani kehidupan yang kekal kelak.

...jangan pernah merasa depresi hanya karena suami Anda miskin atau memiliki pekerjaan yang biasa-biasa saja. Selama Anda dan suami dekat Allah Sang Pemberi rezeki, maka Dia pun akan menggelontorkan rezeki dan karunianya...

6. Jangan pusing dengan hal-hal keduniaan.

* Jangan menjadikan hal-hal duniawi sebagai harapan dan minat Anda.
* Anda tak perlu banyak memohon kepada suami Anda hal-hal yang tidak penting.
* Kendati demikian, hidup zuhud bukan berarti tidak boleh menikmati hal-hal yang baik dan dibolehkan (baca: dihalalkan) syariat Islam. Namun pastinya, Anda harus memprioritaskan kehidupan akhirat kelak, dan memanfaatkan semua sarana dan faktor-faktor yang dapat memberikan keuntungan di surga.
* Doronglah suami Anda untuk meminimalkan pengeluaran untuk hal-hal tidak penting, dan doronglah dia untuk menabung agar bisa memberi sedekah dan zakat kepada orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan.

7. Bersyukur dan memberikan apresiasi.

* Berdasarkan sabda Rasulullah SAW, mayoritas penghuni neraka adalah wanita, dikarenakan mereka tidak bersyukur.
* Hasil dari rasa bersyukur adalah suami Anda akan lebih mencintai Anda, dan dia akan berupaya keras untuk membahagiakan Anda dengan beragam cara.
* Sementara dampak dari tidak bersyukur adalah suami Anda akan kecewa, lantas mulai bertanya, “Mengapa saya harus berbuat baik kepada istri saya, sementara dia tidak pernah bersyukur dan hormat?!”

8. Kesetiaan dan ketaatan.

* Bersikap setia terutama ketika suami didera musibah yang menimpa raga atau pekerjaannya, semisal kecelakaan atau kebangkrutan.
* Dukunglah suami Anda dengan apa pun yang Anda miliki (baik materi ataupun non-materi).

...Bersikap setia terutama ketika suami didera musibah yang menimpa raga atau pekerjaannya, semisal kecelakaan atau kebangkrutan...

9. Memenuhi permintaan suami.

* Penuhilah permintaan suami dan taatilah semua permintaan-permintaannya, jika memang tidak menyelisihi Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
* Dalam Islam, suami adalah pemimpin keluarga, dan istri adalah penyokong dan konsultan baginya.

10. Jika suami marah, buatlah dirinya merasa lega.

Hindari dan jauhi hal-hal yang bisa membuat marahnya berkepanjangan. Namun jika ternyata marahnya berkepanjangan, dan Anda tidak bisa ‘menjinakkannya’, maka cobalah untuk menenangkannya dengan langkah-langkah berikut:

* Jika Anda bersalah dan melakukan kekeliruan, maka mintalah maaf kepadanya.
* Namun jika dia yang melakukan kesalahan, maka Anda harus tetap bersikap tenang, jangan mengkritiknya dengan pedas, mendebat, menentang, atau bahkan berteriak. Tunggulah sampai kemarahannya mereda, lalu diskusikan segala sesuatunya secara damai.
* Kemudian jika dia marah dikarenakan faktor-faktor eksternal, maka ada baiknya Anda diam, sampai kemarahannya sirna. Lalu tanyakan kepadanya apa yang membuatnya marah; apakah kelelahan, problem di kantor, ada orang yang menghinanya, dan lain sebagainya. Dan jangan banyak bertanya, namun fokus pada apa-apa yang membuatnya marah. Anda bisa bertanya kepadanya, “Kamu harus memberitahu kepadaku apa yang terjadi?”, “Aku harus tahu apa yang membuatmu marah?”, atau “Kamu membunyikan sesuatu, dan aku punya hak untuk tahu apa itu”.

11. Menjaga diri ketika suami tidak ada.

* Jagalah diri Anda dari segala hubungan yang diharamkan.
* Jaga setiap rahasia-rahasia keluarga, terutama yang berkenaan dengan hubungan suami-istri.
* Menjaga rumah dan merawat anak-anak.
* Menjaga uang dan segala harta bendanya.
* Jangan sekali-kali keluar rumah tanpa izin suami, dan tanpa mengenakan hijab (jilbab) yang rapih.
* Tolak kehadiran orang-orang yang tidak disenangi suami, jangan biarkan mereka masuk ke dalam rumah ketika suami tidak ada.
* Jangan biarkan laki-laki non-mahran berduaan dengan Anda di mana pun.

...Tolak kehadiran orang-orang yang tidak disenangi suami, jangan biarkan mereka masuk ke dalam rumah ketika suami tidak ada...

12. Tunjukkan rasa hormat kepada keluarga dan teman-temannya.

* Anda harus menyambut dan bersikap baik kerabat dan teman-teman suami Anda, terutama kedua orangtuanya.
* Sebisa mungkin Anda harus menghindari masalah dengan para kerabatnya.
* Anda harus menghindari memojokkan suami Anda ke posisi di mana dia harus memilih antara ibu dan istrinya secara dilematis.
* Tunjukkan keramahtamahan Anda kepada tamu-tamunya, dengan cara menyiapkan tempat yang menyenangkan kepada mereka untuk duduk, menyajikan makanan yang paling baik, menyambut istri-istri mereka, dan lain sebagainya.
* Dorong suami Anda agar secara rutin bersilaturahim ke kerabat keluarganya, dan agar mereka mengunjungi rumah Anda.
* Telponlah orangtua suami Anda, kakak-kakak dan adik-adiknya; kirimi mereka surat, beri mereka hadiah, bantu mereka ketika terkena musibah, dan lainnya.

13. Kecemburuan yang terpuji.

* Kecemburuan merupakan indikasi cinta dan sayangnya seorang istri kepada suaminya, namun tetap harus dalam batas-batas koridor ajaran Islam. Dalam artian, Anda boleh saja cemburu, tapi jangan sampai kecemburuan Anda dibarengi dengan caci-maki atau ghibah kepada orang lain.
* Jangan mengikuti atau menciptakan keraguan-keraguan tidak mendasar di dalam diri Anda terkait suami Anda.

...Kecemburuan merupakan indikasi cinta dan sayangnya seorang istri kepada suaminya, namun tetap harus dalam batas-batas koridor ajaran Islam...

14. Kesabaran dan dukungan emosional.

* Bersabarlah ketika Anda dan suami menghadapi kemiskinan dan keadaan-keadaan yang menegangkan.
* Bersabarlah ketika musibah atau malapetaka menimpa Anda, suami, anak-anak, kerabat, atau harta benda Anda, baik musibah penyakit, kecelakaan, kematian, dan lain-lain.
* Bersabarlah ketika suami Anda menerima tantangan dan rintangan dalam berdakwah (seperti diintimidasi, disiksa, dipenjara, atau bahkan dibunuh). Dukung dan kuatkan selalu suami Anda agar senantiasa berada di atas rel ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan selalu ingatkan dia akan surga yang dijanjikan Allah bagi orang-orang bertauhid lurus.
* Jika suami Anda memperlakukan Anda secara tidak baik, maka bersabarlah dan balaslah perlakuan buruknya dengan perlakuan baik.

15. Mendukung suami untuk taat kepada Allah, berdakwah, dan berjihad fi sabilillah.

* Bekerjasamalah dengan suami Anda dan ingatkan dia untuk melaksanakan berbagai ibadah wajib dan sunnah.
* Dorong suami Anda agar melaksanakan shalat tahajud.
* Ajak dia untuk rutin membaca Al-Qur’an dan memahami makna serta tafsirnya.
* Ajak suami Anda untuk mendengarkan ceramah-ceramah keislaman.
* Ingatlah selalu Allah.
* Pelajarilah hukum-hukum dan ajaran Islam untuk muslimah.
* Dukunglah aktivitas suami dengan memberinya berbagai opini bijak, dan redakanlah rasa sakitnya.
* Luangkanlah waktu Anda untuk melakukan dakwah bersama suami.
* Beri motivasi suami Anda untuk pergi berjihad, jika memang diharuskan dan kondisi memungkinkan. Ingatkan dia bahwa ketika dia berjihad, maka Anda dan anak-anak akan dijaga oleh Allah.

...Beri motivasi suami Anda untuk pergi berjihad, jika memang diharuskan dan kondisi memungkinkan. Ingatkan dia bahwa ketika dia berjihad, maka Anda dan anak-anak akan dijaga oleh Allah...

16. Merawat rumah dengan baik.

* Upayakan agar rumah selalu bersih dan tertata dengan baik.
* Ubahlah tata letak barang-barang di rumah Anda dari waktu ke waktu untuk menghindari kebosanan.
* Pelajari semua skill pemeliharaan rumah.
* Pelajari bagaimana merawat anak-anak secara baik berdasarkan ajaran Islam.

17. Mengatur keuangan keluarga.

* Jangan membelanjakan uang suami Anda, bahkan untuk berderma sekalipun, tanpa meminta izin darinya.
* Rawatlah rumah, kendaraan, dan barang-barang pribadi suami, ketika dia tidak ada di rumah.
* Upayakan agar anak-anak senantiasa ada dalam kondis bersih, rapih, terawat, berpendidikan, berakhlak baik, dan lain sebagainya. Ajarkan kepada mereka prinsip-prinsip Islam yang luhur; ceritakan juga kisah-kisah para nabi, sahabat Rasul, serta orang-orang shaleh terdahulu. [ganna pryadha/voa-islam.com]

Oct 7, 2010

Kisah Fathimah Az zahra r.a & Sayyidina Ali


Cinta adalah hal fitrah yang tentu saja dimiliki oleh setiap orang,namun bagaimanakah membingkai perasaan tersebut agar bukan Cinta yang mengendalikan Diri kita. Tetapi Diri kita yang mengendalikan Cinta

Mungkin cukup sulit menemukan teladan dalam hal tersebutdisekitar kita saat ini
Walaupun bukan tidak ada.. barangkali, kita saja yang tidak mengetahui saking rapatnya dikendalikan

Tapi,
kebanyakan justru yang tampak ke permukaan adalah yang justru seharusnya tidak kita contoh
Kekurangan teladan?
Mungkin..

Dan inilah fragmen dari Khalifah ke-4, Suami dari Putri kesayangan Rasulullahtentang membingkai perasaan dan
Bertanggung jawab akan perasaan tersebut
“Bukan janj-janji”

Kisah ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah
chapter aslinya berjudul “Mencintai sejantan ‘Ali”

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.
Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya.
Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.

Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta.
Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta.
Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.
Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercayatak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!
Maka gadis cilik itu bangkit.
Gagah ia berjalan menuju Ka’bah.
Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam.
Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali.
Mengagumkan!
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta.

Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan.
Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah.
Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr.
Kedudukan di sisi Nabi?
Abu Bakr lebih utama,
mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali,
namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi.
Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah
sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya...
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah.
Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab..
Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.
Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..
Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali?Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.

”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.
”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.
Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak.
Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.
Ah, ujian itu rupanya belum berakhir.
Setelah Abu Bakr mundur,
datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa,seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka,
seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut.
’Umar ibn Al Khaththab.
Ya, Al Faruq,
sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.
’Umar memang masuk Islam belakangan,
sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr.
Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya?
Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman?
Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin?
Dan lebih dari itu,
’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,
”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya.
’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam.
Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam.
Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir.
Menanti dan bersembunyi.
’Umar telah berangkat sebelumnya.
Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah.
”Wahai Quraisy”, katanya.
”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah.
Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”
’Umar adalah lelaki pemberani.
’Ali, sekali lagi sadar.
Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah.
Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak.
’Umar jauh lebih layak.
Dan ’Ali ridha..

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan..
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.Yang ini pengorbanan.

Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak.
Lamaran ’Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi?
Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah?
Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah?
Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka.
Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka?
Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu?
Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan.
”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”
”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

’Ali pun menghadap Sang Nabi.Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah.
Ya, menikahi.
Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya.
Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya.
Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap?
Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap?
Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan.
Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya.
Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya.
Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.

Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!”
Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung.
Apa maksudnya?
Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan.
Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab.
Mungkin tidak sekarang.
Tapi ia siap ditolak.
Itu resiko.
Dan kejelasan jauh lebih riDan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab.
Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan.
Ah, itu menyakitkan.

”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua!
Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”

Dan ’Ali pun menikahi Fathimah.
Dengan menggadaikan baju besinya.
Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya.
Itu hutang.

Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah..
Dengan keberanian untuk menikah.
Sekarang.
Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
’Ali adalah gentleman sejati.
Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel,
“Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”

Inilah jalan cinta para pejuang.
Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Seperti ’Ali.
Ia mempersilakan
Atau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi,

dalam suatu riwayat dikisahkan

bahwa suatu hari (setelah mereka menikah)

Fathimah berkata kepada ‘Ali,

“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”

‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu”

Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”

Kisah ini disampaikan disini,bukan untuk membuat kita menjadi mendayu-dayu atau romantis-romantis-an

Kisah ini disampaikan

agar kita bisa belajar lebih jauh dari ‘Ali dan Fathimah

bahwa ternyata keduanya telah memiliki perasaan yang sama semenjak mereka belum menikah tetapi dengan rapat keduanya menjaga perasaan itu

Perasaan yang insyaAllah akan indah ketika waktunya tiba..

Sumber: http://m.cybermq.com

Sep 7, 2010

Memahami Psikologi Suami – Istri


Tret ini akan membahas tentang perbedaan antara suami (laki2) dan isteri (wanita) dari sisi psikologis. Perbedaan fisik keduanya tidak dibahas disini.Ane sarikan dari terjemahan buku Saikulujiyyah ar-Rujul wa al-Mar’iah, karya Dr. Thariq Kamal an-Nu’aimi.

1. Perbedaan Menanggapi Permasalahan

Laki2 menganggap dirinya diciptakan untuk memecahkan masalah. Perilaku ini dianggap sebagai sebuah pengungkapan cintanya kepada perempuan. Wanita menganggap bahwa dia tidak memerlukan pemecahan, yang diinginkan adalah suaminya ikut merasakan dan ikut berempati.

Contoh: seorang istri yang masuk rumah sakit untuk menjalani operasi. Setelah operasi berhasil dan keluar dari RS ada tanda kegelisahan dari istri disebabkan karena bekas yang kelihatan buruk akibat operasi. Istri curhat pada suaminya dan dijawab:

“Masalah sepele, ga usah pedulikan. Kan bisa operasi kecantikan, kamu bisa bebas dari noda itu. Masalah ini kecil dan penanganannya juga mudah.”
Jawaban ini menambah sedih istrinya dan membuatnya marah, karena ia merasa suaminya tidak memahami hakikat perasaan sedihnya bahkan meminta untuk operasi kembali.

Seharusnya yg perlu dilakukan suami adalah berempati pada istrinya. Ini akan membuat istri senang dan membuat istri merasa dekat dengan suami. Memberikan nasehat dan pemecahan justru akan menjadikan istri marah, merasa jauh darinya dan tidak mau duduk dengannya.

2. Perbedaan Perhatian Suami dan Istri

Perempuan sangat perhatian pada cinta, ngobrol2, kecantikan dan hubungan kemasyarakatan. PR jika bertemu dengan teman sesamanya, maka akan menggunakan kesempatan tersebut utk menguatkan hubungan, berusaha saling bantu satu sama lain walaupun tanpa ada permintaan. Tujuan memberikan bantuan bagi PR adalah untuk membuat dia merasa bahwa dia dicintai.

Laki2 banyak menghabiskan waktunya untuk berjuang dalam kehidupan, berjuang untuk mewujudkan tujuan2. Dunia laki2 penuh dengan permasalahan, kesulitan dan tujuan2. Laki2 jika bertemu dengan teman laki2 yg dibicarakan adalah segala permasalahan yang dihadapi dan berusaha mencari pemecahan yang sesuai, baik permasalahan politik, keuangan, kemasyarakatan, bahkan olahraga. Dalam dunia laki2 memberikan bantuan dengan suka rela dianggap sbg suatu yg tidak dapat diterima, ditafsirkan sebagai penghinaan.

Contoh: suami istri yang yg pergi menghadiri acara walimahan temannya. Mereka sudah sampai di daerah tempat walimahan temannya hanya mereka tidak begitu mengetahui pasti alamat tersebut. Suami hanya berputar dan berkeliling2 didaerah tersebut, tidak mau menyerah dgn harapan bisa menemukan sendiri alamatnya. Beberapa saat istrinya menyarankan utk menghentikan mobil dan bertanya kepada orang lain yg tau, daripada terus menerus berputar dan berkeliling tidak ada manfaatnya. Tetapi suami tetap aja tidak mau menghentikan mobilnya hingga sampai akhirnya menemukan tempat yg dicari. Kegelisahan tampak sekali pada wajah suami saat menghadiri acara, sedikit bicara dan tingkahnya tidak bebas. Istrinya merasa bingung karena sikap dan raut muka suaminya yg tidak enak tersebut.

Apa yg dilakukan suami adalah utk memastikan kepada istrinya bahwa dia adalah org yg mampu. Mencari bantuan sama artinya dengan menggeser posisi dirinya ke posisi yg lebih rendah. Seandainya istrinya tetap diam dan tidak gelisah dan memberi kesempatan suaminya mencari sendiri alamat tersebut sampai ketemu, maka suami akan semakin cinta ke istrinya.

Ketika membicarakan dua kesalahan yang sudah biasa dilakukan. Sebenarnya inti kesalahan tidak terletak pada niat dari laki2 maupun perempuan tersebut, namun terletak pada cara dan waktu yang digunakan. Ketika jiwa pr sedang senang maka ia tidak akan menolak untuk mendengarkan laki2, yang sedang berusaha memecahkan permasalahan dgn caranya sendiri. Laki2 harus mengetahui bahwa ketika pr dalam keadaan gelisah dan tidak senang dan mengadukan permasalahannya, maka waktu itu tidak tepat untuk mengajukan suatu pemecahan/nasehat. Yang sebenarnya dikehendaki pr adalah orang lain mau mendengarkan keluhannya saja. Apabila pr sudah merasa keinginannya terpenuhi dan suami bersedia mendengarkan perkataan dan memahami perasaannya, ketika itu keadaan psikologisnya bertahap akan membaik. Setelah itu laki2 bisa masuk dalam pembicaraan dengan mengajukan beberapa usulan, bukan pemecahan.

Sementara bagi laki2, ia mau menerima nasehat dan kritikan yang membangun ketika ia memang mencarinya. Pr harus mengetahui bhw memberikan nasehat/kritikan dapat membuatnya marah dan membuat dia merasa istrinya ingin merendahkan dan menguasainya.

3. Reaksi terhadap kelelahan dan kesulitan

Laki-laki menyikapi kesukaran dan kelelahan dengan cara objektif. Sementara perempuan dengan subjektif.
Tabiat laki2 yang pokok adalah perhatian pada sesuatu yang ada diluar, sehingga ketika seorang laki2 mengalami kesukaran maka ia akan menarik diri dan mulai berfikir dengan cara diam, berusaha memecahkan masalah yang dialaminya utk terlepas dari kesukaran dan kelelahan.
Tabiat perempuan yang paling asasi adalah sangat perhatian pada sesuatu yang terjadi didalam dirinya. Ketika pr mengalami kesukaran ia akan berinteraksi dengan perasaannya utk bisa melakukan perubahan dari sisi dalam.

Menyikapi kesulitan dan kelelahan secara objektif hakikatnya adalah mengkaji, menganalisa yang telah terjadi, baru setelah itu berinteraksi dan menentukan pemecahan yang sesuai. Sedangkan subjektif adalah menyikapinya melalui perasaan, yaitu meletakkan jiwa ditengah2 permasalahan, baru setelah itu berinteraksi dengan masalah tersebut.
Laki2 yang lelah akan berusaha mencari kelegaan dengan berusaha mendapatkan tempat yang cukup tenang jauh dari kebisingan, dan secara umum berusaha menghindarkan diri untuk tenggelam pada perdebatan dalam bentuk apapun.
Pr ketika lelah akan berusaha mencari ketenangan dengan senang berbicara atau mempersiapkan semangat utk hari esok. Senang berbicara dan mencari orang yang mau mendengarkan kata-katanya, kemudian mengikutsertakan dia dalam pembicaraan tersebut.

Contoh:
Suami pulang dari kerja, ia sangat lelah dan butuh istirahat. Suami masuk rumah, salam dengan istri dan anak, dan menunggu makan. Makanan datang, dan semua duduk mengelilingi meja makan. Sebelum suami memasukkan makanan pertama kemulutnya, istrinya tiba2 berkata:
Istri: Bagaimana keadaan pekerjaanmu hari ini?
Suami: hari ini berat
Istri: Apa yang terjadi disana?
Suami: Masalah seperti biasanya
Istri: Masalah seperti apa itu?
Suami (tampak tanda2 gelisah dan berkata) : Apakah kita bisa makan terlebih dahulu, lalu setelah selesai baru bicara?
Istri (ia diam sebentar, lalu bicara): Temanmu tadi si A baru saja telpon, ia harap kamu menghubunginya.
Suami : Iya, aku akan menghubunginya nanti sore.
Istri: Apa kira2 yang ia inginkan?
Suami (ia tampak marah dan berkata melebihi suara biasanya) : Bagaimana aku bisa tahu apa yang ia inginkan? Akan kuberitahu setelah aku menghubunginya.

Istri: Bila A punya niat berkunjung hari jumat datang, ingat kita punya janji dengan anak2 ke kebun binatang.
Suami semakin marah dan berkata: Baik, apakah tidak bisa kita selesaikan makan dengan tenang.
Istri terlihat kesal: Baik

Selang lima menit ketika semuanya masih sedang makan, Istri mulai berbicara ketiga kalinya:
Jangan lupa, besok kita punya janji dengan dokter, kita harus pergi sebelum jam 5.
Suami: Bukankah aku minta kamu tenang dan tidak biacara?
Istri (tampak marah dan berkata dengan keras) : Allohu Akbar…ada apa denganmu? Apakah aku haram bicara denganmu? Kenapa kamu seperti ini? Setiap hari setelah kamu pulang kerja lamu tidak mau diajak biacar, ada apa?
Istri meninggalkan meja makan dgn menggerutu dan menuju dapur sambil menangis.

Suami berontak dan meninggalkan makan juga. Ia bicara dengan suara memekak telinga : Kamu ini orang aneh! aku tidak tahu apa permasalahanmu sebenarnya? Aku lelah setelah pulang kerja dan ingin istirahat bentar. Tapi yang aku dapati justru istri yang tidak mau berhenti bicara.
Dari sini suami meninggalkan rumah dan pergi ke salah satu warung kopi untuk mencari ketenangan.

Laki2 yang sedang menghadapi permasalahan akan menumpahkan seluruh pikirannya untuk permasalahan tersebut. Ketika ia pulang ke rumah, sebenarnya pikirannya belum pulang, pikirannya masih sibuk dengan pekerjaannya, sehingga ketika ada orang yang ingin mengajak bicara ia akan merasa terganggu. Penyebabnya adalah pembicaraan tersebut telah memotong rangkaian pikirannya atau menjauhkan dia dari objek yang sedang ia pikirkan. Laki2 akan terus bersikap seperti ini selama permasalahannya sulit dipecahkan, sarafnya akan tetap tegang dan mencari kesibukan dengan pekerjaan yang lain seperti membaca buku, koran, mendengar radio atau pekerjaan yang lain sampai secara bertahap emosinya akan menjadi tenang.

Pada pr kenyataannya tidak seperti itu, perempuan akan berusaha menemukan orang yang dapat dipercaya (suami/perempuan lainnya) untuk diajak bicara dengan panjang lebar untuk menjelaskan permasalahannya. Inilah yang ditempuh pr untuk mendapatkan kepuasan pikiran dan ketenangan perasaan. Tabiat pr yang cenderung ekspansif ini akan merangkul semua permasalahan dalam waktu yang sama, berbeda dengan tabiat laki2 yang fokus pada satu permasalahan. Pada kondisi ini pr akan kehilangan kemampuan untuk meletakkan mana yang lebih utama utk dikerjakan dan mana yang bisa ditunda, ini yang menyebabkan ia merasa sedih dan terbebani, kadang pelariannya adalah menangis. Laki2 yg melihat pr sedang sedih maka respon laki2 adalah kesal dan marah, dan yang terbayang pada dirinya bahwa ketika itu pr sedang berusaha menyalahkan laki2 atas kesedihannya.

4. Dorongan yang saling bergantian antara laki-laki dan perempuan

Laki2 akan merasa bergairah, kuat dan bersemangat apabila merasa perempuan membutuhkannya, dan bila perasaan tersebut semakin bertambah maka gairah dan ketertarikannya kepada perempuan tersebut akan semakin bertambah. Apabila laki2 merasa perempaun tidak membutuhkan dirinya, maka gairahnya semakin mengecil, layu, kemudian hubungan antara keduanya akan mati.

Perempuan akan merasa bergairah, kuat, bersemangat dan tertarik pada laki2, ketika ia merasa laki2 menghormati dan menghargai dirinya. Ketika perasaan perempuan tersebut makin bertambah maka ketertarikannya pada laki2 akan bertambah pula. Apabila perempuan merasa laki2 tidak menghormati dan tidak menghargai, maka gairahnya akan mengecil, berkurang, layu dan akhirnya ikatan keduanya akan mati.

Ketika Laki-laki mencintai perempuan
Ketika laki2 mencintai perempuan, maka ia akan berusaha mengerahkan segala kemampuannya untuk memberikan kebahagiaan kepada perempuan yang telah ia pilih dan ia cintai. Ia akan melakukan hal2 baru yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Pemberian dan perhatian tersebut akan terus berlangsung selama perempuan memberikan tanggapan dan penghargaan kepada laki2.

Laki2 sangat sulit meneruskan ikatan dengan perempuan yang tidak bisa membuat laki2 merasa bahwa perempuan tersebut membutuhkan dirinya. Karena membuat kebahagiaan perempuan yang dicintainya bagi laki2 merupakan hal yang sangat pokok dalam hidupnya. Apabila hubungan cinta keduanya sampai pada tingkatan rendah dan mendekatai kemusnahan, maka satu hal yang bisa menghidupkan kembali yaitu, buatlah laki2 merasa bahwa perempuan membutuhkan dirinya.

Ketika perempuan mencintai Laki-laki

Perempuan akan melihat laki2 sebagai orang yang ia butuhkan dalam kehidupannya. Ia mengharapkan laki2 tersebut bisa memberikan perhatian padanya, menghargai keperempuannya dan keadaannya, dan menghormati dirinya sebagai orang yang ingin selalu bersamanya dan menjadi sahabatnya. Menurut Pr, persahabatan mempunyai arti kebahagiaan dan kesenangan, karena dengan persahabatan ia dapat saling berbagi perasaan kasih sayang dan cinta, dan akhirnya menjadi intim (akrab dan dekat) dengan laki2 tersebut. Ketika Pr merasa bahwa ia adalah orang yang dicintai dan berhak atas laki2 tersebut, maka perasaan ini memberikan banyak kesenangan dan kebahagiaan.


Sikap Saling Menyalahkan

Dengan berjalannya waktu, laki2 akan sampai pada tingkatan dimana ia melihat dirinya telah memberikan banyak sekali kepada perempuan.
Demikian juga perempuan juga akan melihat bahwa dirinya telah memberikan sesuatu yang banyak juga, tetapi suatu ketika perempuan akan merasa bahwa yang diterimanya dari laki2 lebih sedikit daripada haknya, tidak memperoleh yang diinginkan dan selalu kecewa, maka pada waktu itu ia akan melimpahkan kesalahan tersebut pada laki2. Ia marah pada laki2 karena tidak memainkan perannya untuk memberi dan tidak membalas pemberian perempuan dengan pemberian yang seimbang. Disini perempuan akan merasa benar2 terzhalimi.

Namun salah besar bila perempuan melimpahkan kesalahan kepada laki2 saja. Perempuan juga bertanggungjawab atas masalah tersebut.
Berawal dari rasa cinta, dan ingin membantu laki2, perempuan pun menyumbang dalam permasalahan baru tersebut. Meski peran perempuan pasif tapi efektif dan besar sekali sumbangan permasalahannya. Demikian juga laki2 yang tidak melakukan kewajibannya, tidak memberi dan tidak bekerjasama dalam memperbaiki hubungan mereka berdua, maka tidak berhak juga untuk merasa aneh dengan tindakan perempuan yang merasa pasif padanya, sehingga jangan sampai laki2 juga melimpahkan kesalahan pada perempuan.

Pada dasarnya melimpahkan kesalahan pada salah satu pihak, tidak akan membantu dalam memecahkan permasalahan dan tidak mampu meningkatkan hubungan. Seharusnya keduanya saling memahami dengan penuh kasih sayang, kepercayaan, simpati, saling membantu, saling menerima, dan menghormati satu sama lain. Sebagai laki2 harus ingat bahwa perempuan yang ada dihadapannya adalah perempuan yang ia cintai dengan sepenuh hati dan telah ia putuskan untuk selalu bersamanya, ia adalah perempuan yang mencintai dan setuju menikah dengannya. Ia adalah perempuan yang mencintainya dan berhak untuk dibantu dan dijaga. Bukan untuk disalahkan dan tidak dihormati.

Laki2 harus berusaha mendengarkan pengaduan2nya, bagaimanapun cara perempuan mengadu. Walaupun dalam pengaduan terkadang terdapat sikap yang mencela laki2. Pengaduan perempuan ini merupakan bentuk usaha untuk mendapatkan ketenangan. Inilah cara perempuan mencari kepuasan agar tenang pikirannya. Laki2 harus mengetahui bahwa mendengarkan keluhan perempuan akan membuat ia merasa tenang dan merasa diperhatikan laki2. Pada akhirnya akan mengembalikan kepercayaan dirinya, dan hatinya akan terbuka kembali untuk laki2.

Bagi perempuan, ketika terjadi suatu masalah, daripada menyalahkan dan menuduh laki2 dengan sesuatu yang menyakitkan bahkan sampai menunjukkan pada laki2 bahwa laki2 tersebut telah mengabaikan kewajibannya kepada perempuan, sebaiknya perempuan juga ingat bahwa laki2 tersebut adalah suaminya, orang yang ia impikan dan ia cintai. Dimana laki2 tersebut telah memperlihatkan perilaku yang baik pada dirinya sehingga ia merasa cocok untuk selalu bersama dirinya. Maka tugas perempuan harus memaafkan, menyalami, dan menerima laki2 atas semua yang ia lakukan, dan mentolerir kesalahannya. Percayalah bahwa suatu hari pasti akan datang hari dimana ia akan sadar atas kelalaiannya. Kemudian akan memperbaiki sikap dan melaksanakan kewajibannya. Perempuan harus percaya hal tersebut dan berusaha membantu laki2 untuk sampai pada kesadaran itu, mendorongnya untuk melaksanakan kewajibannya. Apabila laki2 telah melakukan hal itu, maka sebaik-baiknya yang harus dilakukan perempuan adalah menampakkan kebahagiaannya. Karena semua yang dilakukan laki2 tersebut adalah untuk diri dan keluarganya. Ingatlah bahwa rahasia agar laki2 memberi adalah “perempuan merasa kagum dengan laki2 dan merasa bahagia atas semua yang dilakukan laki2″.

BELAJAR MENERIMA PEMBERIAN

Hal yang ditakutkan istri adalah bila suami menganggap dirinya banyak menuntut. Kemudian suami bosan/jemu padanya, setelah itu menjadi mengabaikan dirinya serta menolak permintaannya. Perasaan tertolak dan terabaikan adalah perasaan yang menyakitkan bagi seorang perempuan, karena secara tidak disadari ia merasa dirinya tidak berhak menerima pemberian dari laki2. Dan secara tidak disadari juga telah menimbulkan perasaan takut ketika membutuhkan orang lain. Sehingga ia akan menghindari meminta bantuan dan pertolongan serta berusaha memahami perasaannya sendiri tanpa perlu meminta pertolongan pada laki2.

Ketika laki2 melihat perempuan menghindari meminta tolong kepadanya maka ia akan merasa gelisah dan marah dengan tindakan perempuan tersebut. Penyebabnya adalah adanya keyakinan yang salah pada perempuan bahwa perempuan tidak boleh meminta pertolongan kepada dirinya, karena tidak percaya kepada kemampuannya. Padahal yang mendorong laki2 untuk memberi dan terus memberi adalah perasaan dirinya bahwa orang lain membutuhkan dia.

Pada diri perempuan, ada anggapan bahwa laki2 marah padanya karena banyaknya permintaan padanya. Pemahaman seperti ini adalah keliru. Padahal sebenarnya ketika perempuan berhenti meminta pertolongan pada laki2 sama artinya dengan membuat laki2 menjadi kesal. Dalam pandangan laki2, dengan meminta pertolongan berarti perempuan percaya padanya dan mengharap dia mengerahkan upayanya untuk mewujudkan permintaan tersebut. Perasaan inilah yang membuat laki2 kuat dan mendorongnya lebih banyak memberi.

BELAJAR MEMBERI

Ketakutan yang paling dalam pada diri laki2 adalah adanya perasaan tidak kufu’ (seimbang). Untuk mengalahkan perasaan itu, ia harus konsentrasi pada pengembangan diri dan berusaha memperjuangkan hidup dan dirinya hingga sampai pada tingkatan yang seimbang. Sebagaimana perempuan takut untuk “menerima pemberian dan ditolak permintaannya”, maka laki2 takut untuk “memberi dan menawarkan”. Laki2 yang memberi pada perempuan berarti ia menanggung resiko gagal, dikritik atau tidak diterima oleh perempuan. Perempuan yang yang mengkritik atau tidak menerima sesuatu yang diberikan oleh laki2 akan melukai perasaan laki2, dan membuat ia menyembunyikan atau membatalkan keinginannya.

Agar laki2 mau belajar bagaimana memberi, maka ia harus mengetahui bahwa melakukan kesalahan dan kegagalan tidaklah apa-apa.
Kegagalan adalah syarat meraih keberhasilan, karena itu laki2 harus terdorong dan membiasakan diri untuk memberi dan menjauhi perasaan ketakutan tersebut. Sebab ketakutan itu hanya akan menghilangkan kesempatan berharga untuk bisa mendatangkan kebahagiaan pada diri dan orang yang dicintainya.

Tabiat perempuan sangat perasa. Ia merasa ditolak oleh laki2 ketika melihat laki2 tidak perhatian padanya, pada permintaanya dan kebutuhannya. Laki2 juga sangat perasa, ia akan merasa gagal ketika melihat perempuan banyak mengeluh padanya. Ketika perempuan mulai mengeluh, maka laki2 tidak siap memasang telinga untuk mendengarkan dengan baik, karena laki2 tidak senang mendengar keluhan tapi laki2 senang menjadi pahlawan dihadapan perempuan dan mendengarkan pujian darinya. Keluhan berarti kegagalan dan dalam waktu yang sama hal itu menguatkan ketakutan laki2 pada alam bawah sadarnya. Ketakutan itu juga akan menguatkan keyakinan ketidakseimbangan
dirinya. Perempuan tidak mengetahui bahwa laki2 juga membutuhkan cinta. Cinta akan mengangkat nilai dan arti laki2 dan membuat ia seimbang serta bisa mencukupi kebutuhan orang lain. Hal inilah yang mampu mendorong laki2 lebih mengerahkan upaya untuk selalu banyak memberi.

5. PERBEDAAN CARA BICARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

Ketika laki2 mengatakan sesuatu kepada perempuan maka jarang sekali perempuan memahami sebagaimana yang dikehendaki laki2, demikian juga sebaliknya. Contohnya : “Aku merasa sepertinya kamu sama sekali tidak mendengarkan yang aku katakan” sebenarnya perempuan tidak bermaksud mengatakan bahwa laki2 sama sekali tidak mendengarkan dia, ini hanyalah ungkapan dari puncak kekesalan
perempuan pada waktu itu.


Ketika perempuan berbicara, biasanya menggunakan kata tertentu dalam bicaranya, seperti menggunakan bentuk melebih-lebihkan, menyangatkan, kiasan atau bisa metafora. Inilah yang tidak bisa dipahami laki2. Karena itu, respon laki2 pada pernyataan tersebut akan sebanding atau bisa lebih besar dari maksud sebenarnya yang diucapkan oleh perempuan. Untuk menjelaskan perbedaan pemahaman ini, berikut contohnya:
Yang dikatakan perempuan:
1. Kita selalu dirumah, tidak pernah keluar sama sekali.
2. Aku lelah sama sekali, tidak bisa melakukan apa-apa.
3. Aku ingin melupakan segala-galanya.
4. Kamu tidak mencintaiku lagi.
5. Aku ingin merasakan kasih sayang dan cintamu.

Pemahaman dan jawaban laki2:
1. Ini bohong, minggu lalu kita sudah keluar.
2. Ini tidak masuk akal, kamu tidak diam terus.
3. Bila kamu tidak senang dengan pekerjaanmu ini, kamu harus mengajukan pengunduran diri.
4. Tentu saja aku mencintaimu, ini yang membuatku berada dihadapanmu.
5. Apakah maksudmu kasih sayang dan cintaku telah mati!?

Dari contoh terlihat, laki2 terbiasa mengungkapkan permasalahan dengan memilih kata2 yang sesuai dan dapat menjelaskan makna sesungguhnya. Karena itulah ketika ia mendengar perkataan perempuan yang menggunakan banyak kata dilebih-lebihkan, kiasan dan metafora, laki2 akan memahami perkataan tersebut sesuai teksnya, menganggap perkataan itu memiliki satu makna, tidak memiliki arti yang lain, dan setiap kata menurutnya juga memiliki makna yang sama. Disinilah awal terjadi permasalahan yang tidak mendasar tersebut.
Perkataan laki2 juga sulit dipahami oleh perempuan, biasanya makna yang dipahami perempuan berbeda dengan maksud sebenarnya. Dan sangat dimungkinkan tidak sesuai dengan keinginan perempuan. Hal ini juga akan menimbulkan permasalahan.

PERBEDAAN MENGAMBIL KEPUTUSAN

Realitas ilmiah mengatakan bahwa cara berpikir laki2 adalah dengan cara konsentratif atau memusat, sedangkan cara berpikir perempuan adalah dengan ekspansif atau menjelajah. Karena perempuan memiliki ciri menjelajah pada semua cakrawala, kadang terlihat ia bermusyawarah dengan orang lain dan meminta pendapatnya. Setelah bermusyawarah ia akan mengambil keputusan.

Laki2 dengan tabiat konsentrasinya akan bertindak berbeda sama sekali dengan perempuan. Ia akan berpikir sendiri setelah itu baru mengambil keputusan. Terkadang setelah itu ia akan menyampaikan pemikirannya kepada seseorang untuk dimusyawarahkan. Namun setelah musyawarah terkadang laki2 tetap pada pandangannya sendiri dan kadang ia bisa merubah sikapnya/keputusannya semula.

Tanpa memahami dan mengetahui perbedaan dalam mengambil keputusan ini bukan hal yang yang mustahil jika permasalahan muncul. Sungguh, bila laki2 mengambil keputusan lalu mengutarakannya kepada perempuan untuk meminta pendapatnya, perempuan akan merasa kesal dan marah, karena mengira laki2 tidak memperhatikan perasaan dan pendapatnya. Sebab menurut perempuan, keputusan laki2 sudah
final.

Sebenarnya laki2 tidak bermaksud berbuat seperti yang dipahami oleh perempuan. Buktinya ia mengupayakan musyawarah dengannya. Seandainya perempuan memiliki pendapat yang bisa merubah, maka laki2 siap untuk mendengarkan dan mendiskusikannya. Laki2 siap walaupun sampai merubah keputusannya apabila arah pandangan perempuan lebih benar. Laki2 akan menghargai jawaban perempuan, dan jawaban tersebut akan menjadi pertimbangan yang besar bagi laki2.

Ketika perempuan tetap saja diam dan tidak merespon laki2, maka laki2 akan berkeyakinan bahwa diamnya berarti setuju. Laki2 tidak tahu bahwa diamnya perempuan adalah upaya untuk mengembalikan kesadarannya yang telah hilang karena adanya serangan yang ia dengar, yaitu serangan egoisme laki2 yang dalam mengambil keputusan tidak mengikutsertakan perempuan.

Laki2 akan marah besar dengan cara perempuan yang “demokratis” dalam usaha mengambil keputusan. Karena proses ini menurut laki2 sangat lama dan menjemukan. Perempuan sebelum mengambil keputusan akan berusaha mendalami dan mencari pengetahuan tambahan. Inilah yang membuat laki2 menduga perempuan itu kadang bodoh, atau pura2 tidak tahu. Padahal sebenarnya perempuan, karena tabiatnya yang khas, ingin menyelami dan jauh masuk kedalam pokok permasalahan untuk mengetahui segala kemungkinan sebelum mengambil keputusan.

Contoh:
Suami: “Pameran buku akan dibuka hari kamis mendatang, aku yakin ini kesempatan tepat untuk mengunjunginya dan membaca-baca buku2
terbaru”.
Istri: “Aku tidak tahu itu, aku tidak memikirkan masalah tersebut”.

“Aku tidak tahu”, itulah ungkapan yang diucapkan istri untuk mengetahui lebih dalam permasalahan tersebut. Dia juga berusaha mengaitkan kunjungan tersebut dengan masalah kehidupan sehari-hari lainnya. Setelah itu baru mengeluarkan pendapat dan jawaban. Adapun yang dipahami laki2 dari perkataan “aku tidak tahu” adalah penolakan perempuan pada usulnya. Laki2 menyangka istrinya menolak pendapatnya dan ia akan berkata dalam hatinya: “Aku tidak senang perkataan itu. Ini proses yang bertele-tele. Bila ia tidak senang pergi mengapa tidak
mengatakan dengan jelas? Ia benar2 perempuan yang ingin berkuasa”.

Hal ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, alangkah baiknya bila perempuan mengatakan:
“Aku yakin ini pemikiran baik, namun aku butuh waktu untuk memikirkan permasalahan tersebut. Aku sungguh2 menghargaimu, aku harap kamu bersabar”, atau
“Kamu telah melontarkan pemikiran yang bagus, biarkan kami bicara dengan anak2 dan kita bisa mengetahui apakah mereka mau bepergian.”
atau,
“Sejak dulu kita tidak pernah pergi ke tempat yang seperti ini. Ini usul yang istimewa. Apakah kamu bisa memberi waktu kepadaku untuk berfikir sebelum kamu memutuskan hal itu?”

Jawaban2 tersebut akan menolong laki2 bersikap sabar dan membantunya terbebas dari permasalahan.

Sumber: myquran.com

Sep 1, 2010

Marriage Advice from a Muslim Mum


Asma Radiallahu anha said to her daughter at the time of her marriage:

"You are going to spend such a life where you shall have to live long and you are going to the bed of such a person who you have no acquaintance. You are going to love one with whom you had no love before. Make for him such a world, which will be heaven for you, prepare for him such a bed, which will be a pillar for you. Be such a slave for him that he may become your slave. Don't go willingly to him, lest you become to him an object of hatred. Don't remain far from him, lest he may forget you.When he remains near you, be near him, when he stays distant from you save your nose, ears and eyes.Let him not get from you except sweet smiles. Let him not hear from you except sweet words. Let him not see in you except beauty"

This is very touching advice from a mother to her daughter, I am not aware of its source. here goes..

1. Lead a life of contentment. Be content even with simple food. The dry bread and water, which is eaten with contentment, is better than a rich meal, which is eaten after your persistant complaints, forcing him to grudgingly provide it for you.

2. Always listen attentively to what your husband says. Give importance to what he says and do as he says. In this manner, you will soon win a place in his heart, because it is not really a person who is beloved, but what the person does that is most loved.

3. Tend your beauty carefully so that whenever he will look at you, he will be pleased with his choice. Within the limits of decency, use as much fragrance as possible, and remember that no part of your body or dress should repulse him.

4. Be always attractive to him, put Surma in your eyes, for beautiful eyes make a person's whole being beautiful in the eyes of the beholder. Bath and do ablution regularly, as this is the best perfume and the best way to cleanliness.

5. Prepare his meals before it is time as hunger becomes a flame if not satisfied. During the hours of rest, keep it quiet and peaceful as disturbed sleep makes a man miserable and angry.

6. Protect his home and treasure; let no one enter the house without his permission and do not waste his treasure by indulging in exhibition, for treasure can only be tended through good management and the family only through good sense.

7. Never disobey him and always keep his secrets, for disobeying such a honourable man would put fuel to fire and revealing his secrets would destroy his trust in you. And you, yourself will not be safe from his (retaliatory) double standards. Someone has rightly said " To be trusted is better than to be loved."

8. If he is grieved over something, then do not mention to him anything that has pleased you. Share his grief. When he is happy, do not disclose your hidden grief and do not complain to your husband about his behaviour. Be happy with him. otherwise you will be regarded as one who confuses him.

9. If you wish to be respectable in his eyes, then honour and respect him and act according to his wishes. Then at every stage of your life you will find him to be your best companion.

10. Hold fast onto this advice from me. Sweet flowers will not blossom in your life as long as you do not suppress your wish for his pleasure. My dear daughter, my darling! I bid farewell with these words and give you in Allah's care. May He make all steps in your life good and preserve you from all evil. (Ameen)

May Allah bless us with the ability to implement these advices into our married lives, and May Allah (swt) bless us with the ability to fulfill all the responsibilities and promises that come with the bond of marriage. Ameen

Source: http://www.islamicinformation.net/

Aug 26, 2010

Apakah Engkau Benar-benar Mencintaiku?


Dulu, saat aku memutuskan memilihmu, ada ragu di dadaku. Apakah aku bisa mengimbangi kualitasmu. Tapi berkali-kali kau meyakinkanku, bahwa kita akan belajar untuk saling menyesuaikan diri. Akhirnya aku pun mengangguk, sebagai tanda betapa aku bersedia menjadi belahan jiwamu.

Hari-hari menjelang pertemuan denganmu di prosesi akad itu, membuat campur aduk hatiku yang lemah ini. Segala debar, takut, dan khawatir menyeruak indah. Tak ingin lepas, apalagi hilang. Tapi rasa ini membuatku merasa sudah memilikimu. Padahal belum ada ikatan antar aku dan kamu. Akhirnya kubiarkan rasa itu menggenggamku, apakah itu termasuk sebuah kesalahan?

Berdua melangkah menuju hidup yang baru. Aku masih begitu asing denganmu. Cara kamu bersikap, cara kamu bicara, dan cara kamu mengungkapkan cinta
Aku pun akhirnya mendengarmu melantunkan janji setia. Akad suci yang sudah disepakati. Pernyataan hati bahwa engkau akan menjadi suami sehidup semati. Tidak hanya itu, bahkan menjadi suami hingga akhirat nanti. Janji ini janji suci. Bukan main-main, bukan pula guyonan, bukan juga lelucon yang bisa diketawain. Tapi ini adalah mitsaqan ghalidan, ikatan yang kuat dan tangguh. Saling menguatkan hati yang terkait, saling mengukuhkan cinta yang sudah dan akan terjalin. Kenapa aku berkata sudah, karena boleh jadi sudah ada benih cinta di hatiku sebelum menikah denganmu. Dan kenapa aku bilang akan, karena aku yakin Allah yang berkuasa atas hati kita. Cinta inilah yang akan Allah gerakkan, untuk mencintaimu sebagai suamiku, dan mencintai aku sebagai istrimu.

Berdua melangkah menuju hidup yang baru. Aku masih begitu asing denganmu. Cara kamu bersikap, cara kamu bicara, dan cara kamu mengungkapkan cinta. Karena memang selama ini kita tidak pernah bertemu sebagai sepasang kekasih. Cinta kita memang benar-benar berbeda. Aku menikah denganmu dengan niat menyelamatkan jiwaku. Agar cintaku pada-Nya tetap utuh, tanpa harus ternodai oleh cintaku padamu. Semoga niatku ini menjadikan ikatan kita semakin diberkahi. Lagi, lagi dan lagi...

Perhatian demi perhatian kau curahkan. Seolah aku adalah dewi di bumi yang sangat berarti bagi hidupmu. Kau menjadi suami yang sangat baik bagiku, juga bagi keluarga besarku. Namun waktu berjalan begitu cepat. Kau sibuk dengan urusanmu. Seabrek amanah dakwah, selusin urusan dunia, dan sejuta masalah mulai menghampirimu.

Dan ketakutanku pun terjadi. Di titik itu aku tak lagi mampu mengimbangimu. Kau sibuk dengan duniamu sendiri, seolah kau tidak lagi membutuhkan aku. Waktu demi waktu hanya terbagi buat semua urusanmu. Sementara waktu bagi aku dan anak-anakmu hanyalah waktu yang tersisa dari sekian waktu yang kamu punya. Aku hanya bisa berdoa, semoga Allah memberkahi setiap nafasmu. Tapi ijinkan aku meminta, berilah juga waktu untuk aku dan keluargamu. Karena shalihnya kamu tiada berarti kalau kau justru mengabaikan keluargamu dan aku sebagai istrimu...

Kaitkan tangan, mempersamai setiap niat perubahan diri. Karena hati wanita itu butuh kekuatan seorang pria yang selalu menopang saat ia jatuh. Saat aku lemah, aku butuh dukunganmu sebagai suamiku. Untuk menguatkan setiap tekad yang mungkin kehilangan energinya. Atau membimbing setiap keinginan yang mungkin sudah berubah haluannya. Karena cinta kita bukan cinta hanya pelampiasan nafsu, namun sebuah rasa yang ingin kita kecap bersama. Membesarkan anak kita, dan mewujudkan rumah muslim yang bahagia, tak hanya di dunia, tapi juga di hadapan Allah yang telah menciptakan cinta kita...

Oleh: Burhan Sodiq

Aug 23, 2010

Menikah Lebih Baik daripada Melajang


Ketahuilah! Bahwa Allah dan Rasul-Nya telah mengutamakan nikah dan memberikan dorongan yang kuat untuk menuju ke sana. Allah Ta'ala berfirman,

وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS. Al-Ruum: 21)

Di antara bentuk kesempurnaan rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kesempurnaan hikmah-Nya adalah Allah tidak menciptakan makhluk hanya sejenis. Setiap sesuatu telah Dia ciptakan dalam kondisi berpasang-pasangan, supaya kehidupan ini bisa terus berlanjut. Di antaranya manusia, Allah telah menciptakan mereka dalam jenis laki-laki dan perempuan agar tercipta cinta dan kasih sayang serta agar lahir keturunan sehingga terjaga keberlangsungan hidup.

Sedangkan orang yang menyeru dilegalkannya kawin sesama sejis berarti melawan qadrat yang sudah Allah tetapkan dan melanggar fitrah lurus yang dimiliki manusia normal.
Ini semua menunjukkan urgensi pernikahan dan metovasi untuk menikah. Kalau bukan karena ini, tentu makhluk hidup cukup sejenis saja. Akan tetapi, Allah dengan hikmah-Nya yang luar biasa mengatur apa saja dengan rapi dan indah tidak melakukan demikian. Dia ciptakan berpasangan dan Dia perintahkan juga menikah sebagai jalan termormat untuk mendapatkan keturunan.

Allah Ta'ala berfirman,

فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلَّا تَعُولُوا

"Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." (QS. Al-Nisa': 3)

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:

وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. al-Nuur: 32)

Anjuran Menikah dalam Hadits

Dalam khazanah hadits Nabi Sٍhallallahu 'ِِAlaihi Wasallam, terdapat banyak sekali riwayat yang menyebutkan keutamaan menikah. Berikut ini beberapa yang dapat kami sebutkan:

Pertama, Hadits Ibnu Mas'ud, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

"Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan untuk menikah, maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu dapat menjadi tameng baginya (melemahkan syahwat)." (Muttafaq 'alaih)

Hadits shahih ini menjadi sandaran dalam masalah ini. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajak bicara para pemuda umat ini, kapan sajadan dan mereka, yang sudah memiliki kemampuan menikah, agar segera menikah. Kemudian beliau menjelaskan pengaruh dan manfaatnya, yaitu menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Keduanya merupakan sesuatu yang paling penting untuk dijaga oleh setiap orang. Sebab, mata dan kemaluan merupakan pintu masuk utama bagi setiap keburukan. Mata itulah yang melihat dan kemudian menimbulkan hasrat dan angan-angan. Sedangkan kemaluan yang membenarkan atau mendustakannya.

Dalam memahami kata al-ba'ah dalam hadits di atas ada beberapa pendapat. Ada yang memahaminya sebagai sebagai kemampuan untuk menikah, ada yang memahami lain sebagai kemampuan untuk berjima'; dan ada yang memahami sebagai kemampuan untuk memberi nafkah. Dan sebenarnya, kata ba'ah bisa mencakup ketiga-tiganya.

Al-Ba'ah bisabermakna kemampuan menikah, kemampuan berjima', dan kemampuan memberi nafkah.
Hadits di atas menunjukkan dengan jelas akan kewajiban menikah bagi yang sudah mampu. Sebab, lafadz, hadits menggunakan bentuk perintah, yaitu fal-yatazawwaj (maka hendaklah menikah).

Hadits juga menunjukkan larangan melajang, seperti yang bisa kita pahami berdasarkan lahiriyah kalimat dalam hadits. Hadits di atas juga menunjukkan haramnya kebiri, karena hadits memberikan alternatif bagi yang belum mampu menikah agar berpuasa.

Kedua, hadits shahih dari Sa'ad bin Abi Waqqash radliyallah 'anhu, bahwa dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak memperkenankan Utsman bin Mazghun untuk melajang. Kalau saja beliau membolehkan hal itu, tentu kami akan melakukan pengebirian." (HR. Bukhari)

Al-Bukhari memasukkan hadits ini dalam shahihnya di bawah bab "Melajang dan mengebiri yang tidak disukai."

Ketiga, diriwayatkan dari samurah bin Jundub, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam melarang melajang.

Pernah ada tiga orang yang datang menghadap Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam lalu salah seorang dari mereka berkata, "Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah." Nabi Kemudian bersabda; "Demi Allah aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya, akan tetapi aku ini berpuasa dan juga berbuka, mengerjakan shalat malam dan juga tidur, serta menikahi beberapa wanita. Maka, barangsiapa benci terhadap sunnahku, dia bukan bagian dari umatku." (HR. Bukhari)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjelaskan bahwa kebencian untuk menikah tanpa ada alasan syar'i, bahkan dalam rangka ta'abbud kepada Allah, merupakan bentuk kebencian kepada sunnah yang mulia serta sebagai bentuk kejahilannya terhadap petunjuk Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Lalu, bagaimana dengan orang yang tidak menikah karena alasan yang tidak jelas kemudian memenuhi birahinya dengan berzina atau melakukan onani dan mansturbasi? Mereka telah melakukan perbuatan yang keji dan hina yang bisa merusak kehormatan wanita, menciderai nasab, dan merusak kelangsungan hidup manusia.

Keempat, dalam riwayat Ibnu Umar, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ

"Nikhilah wanita-wanita yang penyayang lagi subur, karena aku akan berbangga dengan banyaknya jumlah kalian pada hari kiamat nanti di hadapan umat-umat yang lain." (HR. Abu Dawud dan Nasai)

Hadits ini juga menganjurkan kepada kaum muslimin untuk menikah dan memperbanyak anak. Mafhum mukhalafahnya, sangat dilarang untuk membujang tanpa dan membatasi anak tanpa sebab yang syar'i.

Perhatian Ulama Salaf Terhadap Nikah

Kaum salaf sangat antusias untuk menikah, karena mereka mengetahui adanya kebaikan yang banyak dan pahala yang besar di dalamnya.

Ibnu Mas'ud Radliyallah 'Anhu berkata, "Kalau saja aku belum terlalu tua seperti ini, tentu aku ingin agar di sisiku ada seorang istri." (Diriwayatkan Ibnu Syaibah (III/453-454 dengan sanad yang shahih)

Ibnu 'Abbas Radliyallah 'Anhu pernah bertanya kepada Sa'id bi Zubair, "Apakah engkau telah menikah?' Dia menjawab, "Belum." Ibnu 'Abbas lalu berkata kepadanya,

فَتَزَوَّجْ فَإِنَّ خَيْرَ هَذِهِ الْأُمَّةِ أَكْثَرُهَا نِسَاءً

"Menikahlah, karena sebaik-baik umat ini adalah paling banyak istrinya." (HR. al Bukhari, no. 4681)

..Tidaklah seseorang itu berbuat zina melainkan akan dicabut darinya cahaya Islam. Jika Allah menghendaki bisa mengembalikan cahaya itu atau tidak mengembalikannya."
Ibnu 'Abbas pernah berkata kepada anak-anaknya, "Sesungguhnya kalian nampak sudah dewasa dalam memandang seorang wanita. Karena itu, siapa di antara kalian yang saya nikahkan, akan segera saya nikahkan. Tidaklah seseorang itu berbuat zina melainkan akan dicabut darinya cahaya Islam. Jika Allah menghendaki bisa mengembalikan cahaya itu atau tidak mengembalikannya."

Thawus bin Kisan berkata, "Tidak akan sempurna ibadah seorang pemuda hingga dia menikah."

Ibrahim bin Maisarah berkata, "Thawus pernah berkata kepadaku, 'Engkau mau menikah, atau akan aku katakan kepadamu perkataan yang pernah diucapkan Umar kepada Abu al-Zawa'id, "Tidak ada yang menghalangimu untuk menikah kecuali kelemahan atau dosa."

"Tidak ada yang menghalangimu untuk menikah kecuali kelemahan atau dosa." Umar bin Khathab
Imam Ahmad bin Hambal berkata, "Tidak ada sesuatu yang lebih baik untuk dimiliki seorang wanita daripada seorang suami, dan tidak sesuatu yang lebih baik untuk dimiliki seorang laki-laki daripada seorang istri."

Beliau juga berkata, "Hidup melajang sama sekali bukan bagian dari Islam. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sendiri lima belas wanita dan wafat dalam keadaan meninggalkan sembilan orang istri." Selanjutnya beliau berkata lagi, "Seandainya Bisyr bin al-Harits menikah, tentu urusannya menjadi sempurna." (Al-Wara' karaya Al-Khalal hal. 93-94 ketika berbicara mengenai Imam Ahmad)

Riwayat-riwayat dalam masalah ini sangat banyak, namun yang telah disebutkan di atas kiranya sudah mencukupi untuk memotifasi menikah, bahwa menikah lebih baik daripada melajang.

Oleh: Purnomo WD

Pesan untuk Para Suami


Bila ada surga di dunia itu adalah rumah tangga yang bahagia, rumah tangga yang penuh dengan rasa sakinah, mawaddah dan rahmah. Dan bila ada neraka di dunia itu adalah rumah tangga yang hancur, suami istri saling menyalahkan, curiga, tidak saling mencintai dan jauh dari rasa sakinah mawaddah dan rahmah.

Saya awali pesan ini dengan menggambarkan kedua hal di atas. Dengan menikah Anda tidak saja mendapatkan seorang istri, tetapi Anda mendapatkan seluruh dunia. Sebagaimana kita ingat rasul bersabda bahwa sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah istri sholihah. Yang akan menjadikan rumah kita bak surga, baiti jannati. Sejak pernikahan ini, mulai saat ini sampai akhir hayat Anda insya Allah, istri Anda akan menjadi mitra, patner dan sabahat terbaik.Dengan dialah, Anda berbagi berbagai kejadian, melewatkan hari dan tahun bersama. Dengannya lah Anda berbagi suka, duka, impian, harapan dan juga kecemasan. Ketika Anda sakit, dialah yang akan merawat, ketika Anda memerlukan pertolongan dia akan mengupayakan semua yang dia bisa lakukan bagimu. Ketika Anda berbagi rahasia padanya, dia akan menjaga rahasia itu dengan amanah; ketika Anda perlu nasehat, dia akan memberikan nasehat yang terbaik. Dan dia akan selalu bersamamu.

Ketika terbangun di pagi hari, yang pertama mata Anda lihat adalah dia. Dia akan selalu bersamamu, dan jika pada suatu waktu dia tidak ada di sisimu, maka secara emosi dia ada bersamamu. Dia memikirkan, berdoa untuk kebaikanmu dengan sepenuh hati, dan Anda ada dalam pikiran, doa dan hatinya. Ketika Anda tidur di malam hari, terakhir yang Anda lihat adalah dia; dan ketika Anda bermimpi, anda akan melihatnya dalam mimpimu. Kamulah dunianya dan dialah duniamu.

***

Hubungan antara seorang suami istri merupakan hubungan yang sangat penuh dengan hal yang mengagumkan. Tidak mudah digambarkan dengan kata-kata, betapa rasa cinta, kasih sayang, keintiman, kedamaian serta kesejukan yang ada mengisi hati kedua pasangan manusia.
Penjelasan rasional adalah bahwa semua inilah anugerah dari Allah, dan semua itulah kehendak Allah. Dengan semua kuasa dan kehendakNya, Dialah yang menciptakan dan membuat perasaan ini hadir di hati pasangan suami istri.

Allah mengingatkan kepada manusia yang mencari keberadaanNya bahwa salahsatu tanda-tanda kekuasaanNya adalah Dia menjadikan rasa kasih dan sayang. Allah berfirman: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Diamenciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamucenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapattanda-tanda bagi kaum yang berpikir". (QS. 30:21)

Tetapi hati manusia bukanlah sesuatu yang statis, tetapi sangat dinamis.Perasaan dapat berubah setiap waktu. Dan cinta pun dapat terbang dan hilang.Ikatan pernikahan pun bisa menjadi lemah bila tidak dijaga dengan baik dan kebahagian di dalam rumah tangga pun tidak bisa dijamin akan berlangsung terus. Perlu usaha dari kedua belah pihak suami istri untuk saling menjaga keberlangsungan cinta dan kasih mereka. Ibarat sebuah pohon, tanahnya perludirawat, dijaga dan dipupuk.

***

Oleh karenanya, inilah sedikit pesan dari saya bagi Anda para suami;

Di dunia kita, kita hidup di kehidupan yang sibuk dan melelahkan di kelilingi oleh berbagai macam schedule dan deadline. Bagi pasangan, ini artinya kemungkinan Anda tidak bisa meluangkan waktu bersama-sama dan berada sendiri di tengah-tengah kesibukan kerja dan komitmen tugas. Anda jangan membiarkan hal ini terjadi terus menerus. Cobalah sesekali Anda luangkan waktu untuk melakukan kegiatan secara periodik dengan istri Anda. Ingat rasul juga pernah meluangkan waktunya untuk berlomba lari dengan Aisyah r.a.
Keluar dengan istri sesering mungkin, lakukan aktivitas bersama, mengunjungi teman bersama, piknik bersama atau sekedar berbelanja di mall bersama.

Selalu jaga romantika dalam hubungan Anda. Kehidupan modern hampir mengubah kita menjadi robot atau mesin teknologi tinggi tanpa emosi. Menunjukkan emosi dan perasaan yang Anda rasakan perlu untuk menjaga ikatan pernikahan terhindarkan dari berkarat, peluruhan. Sebagaimana rasul bersabda untukmenunjukkan rasa kasih dan sayang pada saudara yang kita cintai, "Katakanlah kepadanya kalau engkau mencintai saudaramu," sebuah hadist untuk menunjukkan cinta kepada teman karena ikatan ukhuwah. Terlebih lagi bila istri kita yang terikat dengan ikatan suci pernikahan, nyatakanlah.

Jangan meremehkan hal-hal penting yang terlihat kecil, seperti membawakan belanjaannya, memijit bahunya atau membukakan pintu mobil dan sebagainya. Ingatlah bahwa rasul pernah menyediakan kakinya untuk membantu istrinya naik ke atas unta.

Usahakanlah untuk menyediakan waktu sholat berjamaah dengan istri.
Memperkuat hubungan Anda dengan Allah merupakan jaminan terbaik agar pernikahan Anda akan selalu terjaga kuat. Merasakan kedekatan dan kedamaain dalam hubungan Anda dengan Allah akan terimplikasikan dalam hubungan Anda dengan istri di rumah. Ingatlah bagaimana rasul memberikan apresiasi yang sangat besar bagi pasangan yang bangun malam hari untuk sholat layl (sholat malam/tahajjud) bersama atau seorang istri/suami yang membangunkan pasangannya untuk sholat layl sekalipun dengan memercikkan air di muka pasangannya.

Lakukan usaha terbaikmu untuk menjadi terbaik bagi istri dengan kata-kata dan dengan perbuatan. Bicaralah padanya dengan baik, senyum padanya, minta nasehatnya, mintalah pendapatnya, dan luangkan waktu yang berkualitas dengannya dan selalu ingat bahwa rasul bersabda "Yang terbaik diantara kamu adalah terbaik memperlakukan istrinya".

Adalah hal biasa yang terjadi dimana pasangan berjanji untuk mencintai dan menghormati istri/suaminya sampai maut memisahkan mereka. Saya percaya bahwa janji ini adalah baik dan sangat baik.
Tetapi hal ini tidak cukup. Anda harus mencintai apa yang dicintai istri Anda. Keluarganya, dan hal-hal yang dia cintai harus menjadi kecintaan Anda pula.

Tidak cukup pula mencintainya sampai maut memisahkan. Cinta tidak boleh mati dan kita percaya bahwa ada kehidupan akhirat, kehidupan setelah mati. Dan insya Allah, akan dipertemukan kelak di akhirat.
Sebagaimana rasul mencintai Khadijah istrinya yang telah menemani beliau selama 25 tahun, beliau terus menerus mencintai khadijah dan mengingatnya. Setelah kematian khadijah beberapa tahun berselang, rasulullah tidak pernah melupakannya bahkan sanak kerabat dan teman khadijah beliau utamakan yang terkadang membuat Aisyah cemburu.

Cintailah istri Anda, dan apa yang dicintainya. Cintailah ia tidak hanya sampai maut memisahkan tetapi sampai Anda dikumpulkan bersama kelak di akhirat, insya Allah.

Semoga nasehat atau ajakan ini dapat menambah kecintaan Anda dan kecintaan istri Anda.

Oleh: M. Joban

Aug 14, 2010

Bolehkah Menikah Beda Agama?

Hukum pernikahan beda agama sesungguhnya amat jelas. Perkara ini telah banyak dikupas dalam berbagai literatur Islam, mulai dari kitab fikih, tafsir hingga hadis. Kesimpulan para ulama juga tidak jauh berbeda. Hal itu disebabkan karena perkara tersebut didasarkan pada dalil-dalil yang qath'i, baik tsubût maupun dalâlah-nya.



Menikah dengan Kaum Musyrik



Kaum Muslim haram menikah dengan kaum musyrik. Hukum ini berlaku bagi Muslim maupun Muslimah. Laki-laki Muslim haram menikahi wanita musyrik dan wanita Muslimah haram dinikahi laki-laki musyrik. Ketentuan ini didasarkan pada firman Allah SWT:



وَلا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلأمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ



Janganlah kalian menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang Mukmin lebih baik daripaada wanita musyrik walaupun dia menarik hati kalian. Jangan pula kalian menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita Mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang Mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hati kalian. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya (QS al-Baqarah [2]: 221).



Ayat ini secara tegas menunjukkan keharaman menikah dengan kaum musyrik.

1 Bahkan tidak ada perbedaan di kalangan para ahli ilmu tentang keharaman menikahi wanita kafir (selain Ahlul Kitab) dan memakan sembelihannya.



2 Menurut pendapat yang râjih, kata al-musyrikât tidak mencakup Ahlul Kitab. Di antara dalilnya adalah adanya beberapa ayat yang menyebut orang kafir itu terdiri dari dua golongan, yakni Ahlul Kitab dan musyrik (lihat QS al-Baqarah [2]:105; al-Maidah [5]: 82, al-Bayyinah [96]: 1 dan 6). Dalam ayat-ayat itu, al-musyrikîn di-athaf-kan kepada Ahli Kitab. Adanya athaf itu menunjukkan adanya perbedaan di antara keduanya. Oleh karena itu, kata al-musyrikât dalam ayat ini tidak mencakup wanita Kitabiyah. Sebagaimana dinyatakan al-Shabuni, ini merupakan pendapat jumhur ulama.



3 Menikahi Ahlul Kitab

Terdapat perbedaan hukum antara pria Muslim dan wanita Muslimah dalam hal menikah dengan Ahlul Kitab. Seorang pria Muslim boleh menikahi wanita Muslimah dan Ahlul Kitab. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT:



الْيَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَهُمْ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ



Pada hari ini telah dihalalkan bagi kalian perkara-perkara yang baik. Makanan Ahlul Kitab juga halal bagi kalian dan makanan kalian halal bagi mereka. Demikian pula dengan perempuan yang menjaga kehormatannya dari orang-orang Mukmin dan perempuan-perempuan yang menjaga kehormatannya dari Ahlul Kitab sebelum kalian (QS al-Maidah [5]: 5).



Patut dicatat, hukum mubah itu bukan berarti harus dikerjakan. Sebab, dalam memilih istri, Rasulullah saw, telah mendorong pria Muslim untuk lebih memperhatikan aspek agamanya. Beliau bersabda:



تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ ِلأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا. فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ



Perempuan dinikahi karena empat hal: hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Pilihlah yang beragama niscaya kamu akan beruntung (HR al-Bukhari).



Sebaliknya, haram wanita Muslimah menikah dengan laki-laki Ahlul Kitab, baik Yahudi ataupun Nasrani. Allah SWT berfirman:



فَإِنْ عَلِمْتُمُوهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلا تَرْجِعُوهُنَّ إِلَى الْكُفَّارِ لا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ



Jika kalian mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kalian mengembalikan mereka kepada orang-orang kafir (suami-suami mereka). Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir dan orang-orang kafir itu tidak halal bagi mereka (QS al-Mumtahanah [60]: 10).



Ayat di atas secara tegas menyatakan bahwa orang-orang kafir tidak halal bagi perempuan Mukmin. Kata al-kuffâr adalah kata umum yang mencakup seluruh orang-orang kafir, baik Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) maupun orang musyrik.



Bantahan terhadap Klaim Kaum Liberal

Bertolak dari uraian di atas, hukum pernikahan beda agama sudah amat jelas. Namun, bukan kaum Liberal jika tidak suka menggugat hukum-hukum yang telah mapan. Dengan berbagai dalih, mereka menggulirkan ide tentang kebolehan pernikahan beda agama dalam segala bentuknya. Bahkan di antara mereka ada yang sudah melangkah jauh: memfasilitasi pernikahan beda agama.



Sumber: http://adivictoria1924.wordpress.com/2010/08/13/pernikahan-beda-agama-bolehkah/