Pages

Sep 15, 2010

The Story of the One-Eyed Mother


My mom only had one eye.
I hated her... she was such an embarrassment...
She cooked for students & teachers...to support the family.
There was this one day during elementary school and my mom came.
I was so embarrassed. How could she do this to me?
I threw her a hateful look and ran out.

The next day at school...
"Your mom only has one eye?!?!"...eeeee said a friend.
I wished my mom would just disappear from this world.
So I said to my mom, "Mom... Why don't you have the other eye?!
If you're only gonna make me a laughing stock, why don't you just
die?!!!"

My mom did not respond...
I guess I felt a little bad, but at the same time, it felt good to
think that I had said what I'd wanted to say all this time...
Maybe it was because my mom hadn't punished me, but I didn't think
that I had hurt her feelings very badly.

That night...
I woke up, and went to the kitchen to get a glass of water.
My mom was crying there, so quietly, as if she was afraid that she
might wake me.
I took a look at her, and then turned away.
Because of the thing I had said to her earlier, there was something
pinching at me in the corner of my heart.
Even so, I hated my mother who was crying out of her one eye.
So I told myself that I would grow up and become successful.

Then I studied real hard. I left my mother and went to Singapore to
study.

Then, I got married. I bought a house of my own. Then I had kids,
too...
Now I'm living happily as a successful man.
I like it here because it's a place that doesn't remind me of my mom.

This happiness was getting bigger and bigger, when...

What?! Who's this?!
It was my mother...Still with her one eye.
I felt as if the whole sky was falling apart on me.
Even my children ran away, scared of my mom's eye.
And I asked her, "Who are you?!" "I don't know you!!!" as if trying to
make that real.
I screamed at her, "How dare you come to my house and scare my
children!"
GET OUT OF HERE! NOW!!!"

And to this, my mother quietly answered, "Oh, I'm so sorry.
I may have gotten the wrong address,"
and she disappeared out of sight.

Thank goodness... She doesn't recognize me. I was quite relieved.
I told myself that I wasn't going to care, or think about this for the
rest of my life.
Then a wave of relief came upon me...

One day, a letter regarding a school reunion came to my house in
Singapore.
So, lying to my wife that I was going on a business trip, I went. After
the reunion, I went down to the old shack, that I used to call a
house... Just out of curiosity

There, I found my mother fallen on the cold ground. But I did not shed
a single tear.
She had a piece of paper in her hand....It was a letter to me.

"My son...
I think my life has been long enough now...
And... I wont visit Singapore anymore...
But would it be too much to ask if I wanted you to come visit me once
in a while? I miss you so much..
And I was so glad when I heard you were coming for the reunion. But I
decided not to go to the school.
For you...
And I'm sorry that I only have one eye, and I was an embarrassment for
you.

You see, when you were very little, you got into an accident, and lost
your eye.
As a mom, I couldn't stand watching you having to grow up with only one
eye...
So I gave you mine...
I was so proud of my son that was seeing a whole new world for me, in
my place, with that eye.
I was never upset at you for anything you did..
The couple times that you were angry with me.. I thought to myself,
'It's because he loves me..'
My son... Oh, my son... "

This message has a very deep meaning and is passed to remind people of
the goodness they have enjoy was because of others directly or
indirectly.
Pause a moment and consider your life!
Be thankful of what you have today compared to many millions who do not live
lives as you do!

Do spend some time in prayer for your mum out there!

Reference: http://gamevision.spaces.live.com/blog/cns
***


Ibuku hanya memiliki satu mata.
Aku membencinya… dia sungguh membuatku menjadi sangat memalukan.

Dia bekerja memasak buat para murid dan guru di sekolah… untuk menopang
keluarga.
Ini terjadi pada suatu ketika aku duduk di sekolah dasar dan ibuku datang.
Aku sungguh dipermalukan. Bagaimana bisa ia tega melakukan ini padaku? Aku
membuang muka dan berlari meninggalkannya saat bertemu dengannya.

Keesokan harinya di sekolah…

"Ibumu bermata satu?!?!�?…. eeeee ejek seorang teman.
Akupun berharap ibuku segera lenyap dari muka bumi ini.

Jadi kemudian aku katakan pada ibuku, "Ma… kenapa engkau hanya memiliki satu
mata?! Kalau engkau hanya ingin aku menjadi bahan ejekan orang-orang ,
kenapa engkau tidak segera mati saja?!!!�?

Ibuku diam tak bereaksi.

Aku merasa tidak enak, namun disaat yang sama, aku rasa aku harus mengatakan
apa yang ingin aku katakan selama ini… Mungkin ini karena ibuku tidak pernah
menghukumku, akan tetapi aku tidak berfikir kalau aku telah sangat melukai
perasaannya.

Malam itu…

Aku terjaga dan bangun menuju ke dapur untuk mengambil segelas air minum.
Ibuku sedang menangis disana terisak-isak, mungkin karena khawatir akan
membangunkanku. Sesaat kutatap ia, dan kemudian pergi meninggalkannya.

Setelah aku mengatakan perasaanku sebelumnya padanya, aku merasa tidak enak
dan tertekan. Walau demikian, aku benci ibuku yang menangis dengan satu
mata. Jadi aku bertekad untuk menjadi dewasa dan menjadi orang sukses .

Kemudian aku tekun belajar. Aku tinggalkan ibuku dan melanjutkan studiku ke
Singapore.

Kemudian aku menikah. Aku membeli rumahku dengan jerih payahku. Kemudian,
akupun mendapatkan anak-anak, juga.

Sekarang aku tinggal dengan bahagia sebagai seorang yang sukses. Aku
menyukai tempat tinggal ini karena tempat ini dapat membantuku melupakan
ibuku.

Kebahagiaan ini bertambah besar dan besar, ketika…

Apa ?! Siapa ini?!

Ini adalah ibuku… Masih dengan mata satunya. Aku merasa seolah-olah langit
runtuh menimpaku. Bahkan anak-anakku lari ketakutan melihat ibuku yang
bermata satu.

Aku bertanya padanya, "Siapa kamu?!. Aku tidak mengenalmu!!!
kukatakan seolah-olah itu benar. Aku memakinya, "Berani sekali kamu datang
ke rumahku dan menakut-nakuti anak-anakku! KELUAR DARI SINI!! SEKARANG
JUGA!!!

Ibuku hanya menjawab, "Oh, maafkan aku. Aku mungkin salah alamat.
Kemudian ia berlalu dan hilang dari pandanganku.

Oh syukurlah… Dia tidak mengenaliku. Aku agak lega. Kukatakan pada diriku
kalau aku tidak akan khawatir, atau akan memikirkannya lagi. Dan akupun
menjadi merasa lebih lega…

Suatu hari, sebuah undangan menghadiri reuni sekolah dikirim ke alamat
rumahku di Singapore. Jadi, aku berbohong pada istriku bahwa aku akan
melakukan perjalanan dinas. Setelah menghadiri reuni sekolah, aku
mengunjungi sebuah gubuk tua, dulu merupakan rumahku… Hanya sekedar ingin
tahu saja.

Di sana , aku mendapati ibuku terjatuh di tanah yang dingin. Tapi aku tidak
melihatnya ia mengeluarkan air mata. Ia memegang selembar surat ditangannya…
Sebuah surat untukku.

"Anakku…
Aku rasa hidupku cukup sudah kini…
Dan… aku tidak akan pergi ke Singapore lagi…
Tapi apakah ini terlalu berlebihan bila aku mengharapkan engkau yang datang
mengunjungiku sekali-kali? Aku sungguh sangat merindukanmu…

Dan aku sangat gembira ketika kudengar bahwa engkau datang pada reuni
sekolah . Tapi aku memutuskan untuk tidak pergi ke sekolahan. Demi engkau …

Dan aku sangat menyesal karna aku hanya memiliki satu mata, dan aku telah
sangat memalukan dirimu.

Kau tahu, ketika engkau masih kecil, engkau mengalami sebuah kecelakaan, dan
kehilangan salah satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tidak bisa tinggal
diam melihat engkau akan tumbuh besar dengan hanya memiliki satu mata. Jadi
kuberikan salah satu mataku untukmu…

Aku sangat bangga akan dirimu yang telah dapat melihat sebuah dunia yang
baru untukku, di tempatku, dengan mata tersebut. Aku tidak pernah merasa
marah dengan apa yang kau pernah kau lakukan… Beberapa kali engkau
memarahiku…

Aku berkata pada diriku, 'Ini karena ia mencintaiku'

Teman-temanku…

Pesan (di atas) ini sungguh memiliki sebuah arti yang sangat mendalam dan
dikirim untuk mengingatkan banyak orang bahwa kebaikan yang telah mereka
nikmati selama ini adalah berkat seseorang, entah secara langsung maupun
tidak langsung.

Renungkan sesaat dan lihatlah dirimu!.

Berterima kasihlah akan apa yang kamu miliki saat ini dibandingkan dengan
jutaan orang yang tidak memiliki kehidupan seperti yang engkau peroleh saat
ini !

"Bawalah (selalu) ibumu dalam doa di mana saja engkau berada."

Sumber: http://www.mail-archive.com/satgana@yahoogroups.com/msg00117.html

2 comments:

maya said...

cerita ini juga pnh maya baca di sebuah milis.
and i'm not bored to read and read again :)


so gratefull, krn mamanya maya msh diciptakan sempurna...alhmdulillah

Rahma Yanti said...

alhamdulillah.. yup, you are right sist. this story is very inspiring and touching. moga kita semakin menjadi hamba yang bersyukur, amiiiin.. :)